• Islam Berkemajuan, Spirit Amar Ma'ruf Nahi Munkar


    Islam Berkemajuan, Spirit Amar Ma'ruf Nahi Munkar


    Oleh : Muhammad Fajrul Islam

    IMM Djazman Al Kindi Kota yogyakarta - Agama merupakan ajaran yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Agama sebagai sumber nilai utama yang fundamental berfungsi sebagai kekuatan transedental yang luhur dan mulia bagi kehidupan banga. Nilai-nilai intrinsik keagamaan telah memberi inspirasi bagi para pendiri bangsa dan perumus cita-cita negara dalam mewujudkan kehidupan kebangsaan yang berbasis pada ajaran agama. Nilai-nilai agama bahka tercermin dalam pancasila sebagai ideologi negara.
    Karenanya, agama bagi kehidupan bangsa indonesia dapat dijadikan sebagai sumber nilai kemajuan. Nilai-nilai agama dapat menumbuhkan etos keilmuan, orientasi pada perubahan, kesadaran akan masa depan yang lebih baik, pendayagunaan sumber daya alam secara cerdas dan bertanggung jawab, inovasi atau pembaruan, kebersamaan dan toleransi, disiplin hidup, kemandirian, serta hal-hal lain yang membawa pada kemajuan hidup bangsa. Nilai-nilai agama juga dapat mengembangkan relasi sosial antara laki-laki dan perempuan yang adil tanpa diskriminasi, serta hubungan antar umat  manusia yang berkeadaban mulia. Dengan nilai-nilai agama itu, bangsa indonesia dapat menjalani kehidupan di abad modern yang membawa pada keselamatan dunia dan akherat.
    Islam adalah agama wahyu yang sempurna, memiliki landasan kokoh. Karena sebagai agama yang diturunkan Tuhan, kompatibel dengan hakekat dan potensi dasar manusia yang dianugrahi Allah fitrah beragama. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ar-Rum : 30 yang artinya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
    Islam memerintahkan umatnya untuk mengaktualisasikan islam berkemajuan untuk merencanakan masa depan sebagai bagian tidak terpisahkan dari taqwa, bahkan umat diperintahkan untuk melakukan perubahan nasib dan selalu berikhtiar sebab Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika tidak kaum itu sendiri yang merubah nasib menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan Q.S. Ar-Ra’d : 11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya”
    Nabi Muhammad bersama kaum muslimin selama 23 tahun di makkah dan madinah memberi uswah hasanah bagaimana menyebarluaskan dan mewujudkan islam berkemajuan. Dari teladan nabi Muhammad maka islam menjadi agama peradaban yang maju dan unggul selama lima sampai enam abad lamanya. Itulah era kejayaan islam, era pencerahan islam dan era keemasan islam yang menyinari dunia. Dalam konteks kemajuan dalam perspektif ajaran dan kesejarahan islam itulah muhammadiyah mengaktualisasikan gerakannya dengan menghadirkan gerakan pencerahan untuk kemajuan umat, bangsa dan manusia secara umum sebagai wujud islam rahmatan lil’alamin.
    Gerakan pembaruan dalam islam atau juga disebut sebagai gerakan modern atau gerakan reformasi adalah gerakan yang dilakukan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan islam dengan perkembangan baru yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan upaya pembaruan itu para pemimpin islam berharap agar umat islam dapat terbebas dari ketertinggalannya, bahkan dapat mencapai kemajuan staraf dengan bangsa-bangsa lain.


    A.    Implementasi Islam Berkemajuan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara
    Muhammadiyah merupakan gerakan pencerahan untuk indonesia berkemajuan, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar berasaskan pada Al-Qur’an dan sunnah. Memiliki tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakaat islam yang sebenar-benarnya. Dalam mengagendakan indonesia berkemajuan penting untuk menjadikan agama sebagai sumber nilai yang bersifat aktual. Dalam hal ini diperlukan kontekstualisasi pemahaman keagamaan dikalangan umat beragama dan bangsa indonesia agar prinsip-prinsip agama yang positif dan progresif menjadi ruh kemajuan hidup sekaligus sebagai kekuatan pemersatu.
    Menurut Haedar Nashir bahwa sejak awal Muhammadiyah menjadikan tajdid, reformis dan modernis sebagai ideologi. Ideologi itu akan tetap dijadikan landasan berfikir dan bertindak bagi Muhammadiyah. Gerakan pembaruan yang dilakukan Muhammadiyah merupakan pandangan ideologi dalam menyikapi persoalan bangsa dan negara.

    Tokoh intelektual Muhammadiyah, Achmad Jainuri dalam pengajian Ramadhan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menjelaskan ada tiga aspek penting dalam wawasan islam berkemajuan. Pertama filsafat keterbukaan, toleransi dan pluralitas, dimana Muhammadiyah memahami keanekaragaman dalam konteks budaya.
    Aspek kedua, memaknai ibadah dalam konteks kehidupan sosial yang sangat luas. Artinya Muhammadiyah memandang ibadah bukan hanya sebagai ibadah yang jika sudah dilaksanakan maka gugurlah kewajiban seorang muslim. Lebih dari itu, ibadah ditarik dalam konteks tanggung jawab sosial.
    Aspek ketiga adalah filsafat praksis. Muhammadiyah lebih mengutamakan amal dibadingkan pendekatan teologis. Hal itu terlihat dari tindakan Ahmad Dahlan yang mengutamakan berbagai amal usaha dibandingkan memperdebatkan masalah ketuhanan.
     Dari tiga aspek tersebut telah teraktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari toleransi, pemaknaan ibadah dalam konteks sosial dan amal usahanya yang massif mampu mengejawantahkan nilai-nilai islam berkemajuan.
    Din Syamsudin dalam buku Kosmopolitanisme Islam berkemajuan menuliskan dalam kaitan kehdupan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia, adalah saatnya bagi Muhammadiyah untuk merealisasikan visi islam berkemajuan sebagai jalan untuk mewujudkan Indonesia berkemajuan. Hal ini sebenarnya merupakan cita-cita nasional yang telah diletakkan pendiri bangsa, yaitu terwujudnya Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat. Maka dengan demikian dakwah pencerahan Muhammadiyah adalah jihad kebangsaan untuk mewujudkan cita-cita kemerdaan.
     Din Syamsudin menyatakan bahwa terjadi perpaduan antar wawasan keislaman dan wawasan ke-Indonesian, yang keduanya beririsan dan bermuara pada tujuan sama. Perjuangan menegakkan cita-cita nasional itu adalah mengemban misi kekhalifahan dimuka bumi yang tentu harus bermula dari tanah kelahiran sendiri. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ranah perjuangan untuk mengejawantahkan nilai-nilai islam.
    Sejak kehadirannya di tengah-tengah panggung sejarah, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang nyata dalam implementasi islam berkemajuan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi islam berkemajuan sendiri sebenarnya memiliki arti yang sangat luas, tetapi dalam kalangan Muhammadiyah implementasi real nya disebut dengan istilah “amal usaha” memang merupakan hal yang mendasar bagi gerakan tersebut apalagi jika di tinjau dari latarbelakang kelahirannya. Partisipasi amal usaha itu dijalankan dengan berbagai bentuk dan cara, dilaksanakan dalam konteks perwujudan misi gerakan.
    Itulah sebabnya Mukti Ali menyatakan bahwa amal usaha Muhammadiyah memiliki empat fungsi, yaitu :
    1.      Membersihkan islam Indonesia dari pengaruh-pengaruh dan kebiasaan-kebiasaan yang bukan islam
    2.      Reformulasi doktrin-doktrin islam dengan pandangan alam fikiran modern
    3.      Reformasi ajaran-ajaran dan pendidikan islam
    4.      Mempertahankan islam dari pengaruh  dan serangan-serangan dari luar
    Bentuk-bentuk partisipasinya dapat dikategorikan dalam tiga bidang utama yaitu bidang agama, bidang pendidikan dan bidang kemasyarakatan. Dalam bidang agama upaya-upaya yang dilakukan mulai dari penentuan arah kiblat, penggunaan ilmu astronomi untuk menentukan permulaan ramadhan dan idhul fitri, manajemen zakat, penyederhanaan upacara dan ibadah dalam peristiwa kelahiran, khitanan, perkawinan dan pemakaman. Penyederhanaan makam yang semula dihiasi dengan cara yang berlebihan, dll.
    Dalam bidang pendidikan, salah satu sektor unggulan diorganisasi upaya-upaya yang dilakukan adalah menjamurnya sekolah-sekolah mulai dari taman bermain sampai perguruan tinggi di berbagai penjuru nusantara sebagai bukti akan pesatnya perkembangan sekolah untuk mencerdaskan bangsa indonesia dalam rangka membangun negara yang bermartabat. Selain itu, sistem pendidikan yang ditawarkan adalah perpaduan dari sistem pendidikan islam (pesantren) dan sistem pendidikan barat. Dimana sistem pendidikan islam yang berorientasi pada akherat dengan barat orientasi duniawi bisa dipadukan sehingga seimbang dan sesuai dengan habluminallah dan habluminnas.
    Dalam bidang kemasyarakatan, muhammadiyah berusaha membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan bangsa. Sehingga dapat mengentaskan kaum mustad’afin dari ketertindasan. Upaya konkret yang dilakukan adalah pendirian rumah sakit, panti jompo, lembaga penanggulangan bencana, dan lain sebagainya.

     B.     Islam Berkemajuan dalam Menjawab Problematika Bangsa
    Islam berkemajuan hari ini dan ke depan dihadapkan pada perubahan yang dahsyat. Perubahan itu melipui perkembangan ilmu pengetahuan, tatanan sosial-politik dan sosial-ekonomi, demografi, hukum, tata kota, lingkungan hidup dan begitu seterusnya. Situasi tersebut antaralain terkait dengan globalisasi, migrasi penduduk, kemajuan sains dan teknologi, eksplorasi ruang angkasa, penemuan-penemuan arkeologis, evolusi dan genetika, pendidikan umum dan tingkat literasi.
    Islam berkemajuan menawarkan solusi akan problematika bangsa sesuai dengan konteks permasalahan. Di bidang sosial-politik, nilai etika keagamaan dapat menjadi penghalang perilaku politik yang korup dan pada saat yang sama menjadi inspirasi penerapan hukum yang berkeadilan. Dibidang sosial-ekonomi, etika keagamaan dapat menjadi faktor pendukung produktivitas dan pemerataan ekonomi dan penjaga keseimbangan lingkungan. Dibidang sosial budaya dapat menjadi landasan dalam merumuskan strategi kebudayaan masa depan yang berkeadaban.
    Jika melihat keadaan bangsa saat ini banyak sekali problematika di berbagai bidang yang terjadi. Problematika yang terjadi tak lepas dari bahasan ekonomi politik dalam kehidupan. Hampir semua problem berakar dari ekonomi, kebutuhan akan ekonomi seakan tidak terbatas dan selalu diraih dengan cara apapun. Jika sudah berorientasi pada ekonomi maka kepentingan-kepentingan sendiri ataupun golongan akan diperjuangkan. Permainan politik yang tidak baik menjadi makanan sehari-hari dalam berbangsa.
    Media massa merupakan salah satu tunggangan para pelaku kapitalisme dalam melancarkan tujuan meraih penguasaan ekonomi. Media massa yang kita kenal seharusnya menyajikan informasi kepada masyarakat dan bersifat netral, di era sekarang telah berubah fungsi menjadi lahan politik golongan tertentu dan keberpihakan media bergeser dari netral menjadi berat sebelah. Bahkan saling mengadu domba antara yang lain. Hal ini terlihat jelas dari informasi-informasi yang disajikan di media erat kaitannya dengan politik.
    Bertolak dari permasalahan tersebut, Muhammadiyah dengan islam berkemajuannya harus mampu mengembalikan tatanan ekonomi politik (dalam konteks ini keberpihakan media) kepada porsinya semula. Dengan spirit amar ma’ruf nahi munkar yang diusung dan amal usaha dibidang media, baik media massa cetak, audio dan audio visual yang telah di miliki sangat memungkin sekali untuk menegakkan islam berkemajuan. Tinggal bagaimana memanajemen media-media yang telah ada dengan peningkatan kualitas dan kuantitas yang baik atau bahkan mampu mengambil alih media untuk menegakkan islam berkemajuan sehingga tujuan masyarakat islamyang sebenar-benarnya dapat terwujud.

    ===================================================================

    Refrensi :
    Catatan kritis kader Muhammadiyah. 2016. Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan. Surakarta : Muhammadiyah University press.
    Jabrohim. 2010. Muhammadiyah Gerakan Kebudayaan yang Berkemajuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
    Sairin, Weinata. 1995. Gerakan Pembaruan Muhammadiyah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
    Nashir, Haedar, Abdul Mu’ti, dkk. 2014. Indonesia Berkemajuan. Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
    SM, edisi 21. 2016. Harapan Baru Islam Berkemajuan. Yogyakarta.
      ===================================================================
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

"Sungguh berat jadi kader Muhammadiyah.
Bila ragu dan bimbang, lebih baik pulang."

(Jendral Soedirman)
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.“
(QS. Ali-Imron : 104)


Follow us :

FACEBOOK TWITTER INSTAGRAM EMAIL SEKRETARIAT
PC IMM Djazman Al Kindi
Kota Yogyakarta
@ImmDjazmanYogya @immdjazki.jogja immdjazmanygy@gmail.com Gedung PDM Kota Yogyakarta
Jl. Sultan Agung No.14, Gunungketur, Pakualaman,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166