Dalam perjalanan lebih dari 100 tahun, Muhammadiyah banyak melahirkan kemanfaatan bagi ummat dan bangsa. Melalui pendidikan, sosial, ekonomi, dan pengembangan kebudayaan bercorak Islam tidak hentinya Muhammadiyah lakukan hingga saat ini.
Tipe KH. A .Dahlan yang berprinsip do more and take action nyatanya sampai sekarang terus dilakukan kader-kader Muhammadiyah dengan melahirkan banyak amal usaha di tingkat kota hingga pelosok desa. Muhammadiyah juga tidak melepaskan dirinya untuk turut serta dalam masalah kebangsaan dan selalu menjadi bagian problem solver dari permasalahan tersebut.
Muhammadiyah bukanlah tipe organisasi yang hanya berbicara, mengkritik dan berdiam diri dari problematika terjadi. Muhammadiyah selalu beraksi untuk melakukan yang terbaik dan mencoba membuat keadaan bangsa menjadi lebih baik. Semua pribadi yang ada di dalam organisasi Muhammadiyah sangat terbiasa dengan pola organisasi tersebut sejak KH.A.Dahlan hingga sampai saat ini.
Perkembangan Muhammadiyah yang sampai saat ini terus berjalan, semua tidak terlepas dari perkaderan yang dilakukan Muhammadiyah pada setiap tahap jenjang sumberdaya insaninya. Muhammadiyah memiliki ortom (organisasi otonom) yang siap memacu dirinya untuk meneruskan perjuangan KH.Ahmad Dahlan dalam menyiarkan Islam di nusantara dan dunia melalui perannya masing-masing. Kelahiran ortom tersebut membuat Muhammadiyah tidak kehabisan orang-orang yang akan melanjutkan niat suci muhammadiyah dalam berkarya dan berbuat untuk bangsa dengan gerakan ‘amar ma’ruf nahi mungkar.
Dengan kebutuhan yang terus menerus berjalan secara dinamis tersebut, Muhammadiyah menyadari untuk turut serta memperbaiki kualitas secara organisasi dan individu yang ada di dalamnya dengan mengembangkan personal power-nya dalam bentuk perkaderan di ranah ortom secara konsisten dan berkelanjutan.
IMM, sebagai salah satu ortom yang terlahir dari induk Muhammadiyah dan yang merupakan salah satu basis perkaderan, memiliki peranan sangat penting bagi Muhammadiyah di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang nantinya akan siap terjun ke masyarakat memberikan gairah tersendiri bagi Muhammadiyah untuk mengembangkan potensi dakwah dan amal usaha yang dimilikinya melalui tangan-tangan mereka. Terlebih, mahasiswa dikenal sebagai sosok yang memiliki kekuatan intelektual, dikemas dengan konsep IMM yang memliki kekuatan religiusitas dan humanitas.
Dengan adanya darah Muhammadiyah dalam IMM atau kita ibaratkan IMM adalah anak kandung Muhammadiyah, menjadi keharusan bagi IMM untuk turut berbuat banyak dengan mengembangkan kehadirannya dalam dinamika keummatan sesuai tujuan Muhammadiyah. IMM juga hendaknya memahami apa yang diinginkan Muhammadiyah dalam setiap perjalanan, gerak, dan langkahnya. Bagaimanapun, kelangsungan dalam menjalankan amanah secara historis maupun kekinian ada di tangan kader-kader, yang juga banyak dikelola oleh kader IMM.
Tanda bakti IMM kepada Muhammadiyah saat ini hendaknya IMM lakukan dengan melahirkan generasi-generasi penerus Muhammadiyah yang siap sami’na wa’athona melanjutkan apa yang diperjuangkan Muhammadiyah. Kader IMM disiapkan untuk berkiprah di ranah kebangsaan secara mendiri dengan membawa misi dakwah dan cita-cita yang diinginkan founding father-nya, Muhammadiyah.
IMM hari ini hendaknya selalu dijaga sejalan dengan identitas IMM yang berkomitmen mewujudkan misi dakwah Muhammadiyah. Penulis rasa, ke depan IMM akan membuat gebrakan-gebrakan baru untuk selalu membuat perjuangan yang diembannya lebih dinamis, progresif, dan mencerahkan demi kegemilangan Muhammadiyah -pula- di ranah dakwahnya.
Sekali lagi, darah Muhammadiyah ada dalam IMM. IMM tidak terlepas dengan Muhammadiyah secara historis, misi gerakan, langkah dan tujuan. Berbaktilah IMM pada Muhammadiyah, tanpa lelah meneruskan perjuangan Muhammadiyah sebagai tanda bakti kita; IMM yang merupakan anak Muhammadiyah yang telah dewasa. Fastabiqul Khoirot!
Ditulis oleh Ketua Umum PC IMM Djazman Alkindi Kota Yogyakarta, biasa beredar di dunia maya via @Lady_Farhana, dan melalui blog pribadi http://ladyfarhana.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar