• THE MAN OF ACTION

    Oleh Lady Farhana


    Dalam sebuah gerakan kolektif, kecil atau besar, pasti ada sebuah tantangan yang dilalui. Tantangan A sampai Z diatasi dengan sebuah dinamika : mengembalikan kembali apa yang menjadi tujuan awal agar orientasi itu tidak menjadi pudar dan hilang. Salah satu yang menjadi acuan organisasi dikatakan baik jika administrasi secara historis masih tersimpan dan terkelola dengan rapi rapi. Re-orientasi diperlukan jika sewaktu waktu ada hal yang menggelisahkan atau ada yang membuat luntur. Sama halnya dengan Muhammadiyah.
    Dalam perjalanan usianya yang tidak lagi muda, Muhammadiyah sangat perlu untuk melihat kembali tujuan awal mengapa ia didirikan. Banyak pertanyaan generasi cucu Dahlan tentang apa yang diyakini, dipahami, dan dilakukan Dahlan dalam perjalanannya dimulai dari mendirikan, mengelola, dan menjadi buah harapan di Muhammadiyah itu sendiri setelah ia tiada. Generasi Dahlan juga sangat penting mengenali dan mendalami pemikirannya untuk menjadi acuan bergerakan.
    Dan nyatanya saat kita membuka kembali apa yang menjadi pemikiran dan keyakinan Dahlan adalah sesuatu yang sangat luarbiasa. Dahlan adalah sosok yang pemikirannya adalah mengembalikan sesuatunya kepada Alqur’an dan hadist makbullah. Tiada unsur kesyirikan, bid’ah, dan pencampur adukan keyakinan tauhid dengan yang lainnya. Ahmad Dahlan memandang aqidah ini menjadi sebuah pondasi kuat dan kokoh sehingga tidak boleh ada yang mengotorinya menjadi aqidah yang rusak. Laailaha illallah Muhammadu -rrosulullah adalah keyakinan Tauhid harus diikrarkan setiap muslim yang berserah.


    Bagi Dahlan, aqidah yang lurus adalah hal yang tidak lagi harus dipersoalkan dan dipertanyakan lagi. Aqidah yang semestinya, yang tercantum dalam Alquran dan hadist, adalah sebuah yang mutlak, tidak boleh diragukan. “Pemikiran KH A. Dahlan tidak nampak membicarakan masalah ketuhanan (teologis). Menurut KH Mas Mansur dalam masalah ini dia kembali pada pendapat ulama salaf dan tidak suka berpikir mendalam tentang itu.” (Pemikiran dan Kepemimpinan Ahmad Dahlan, 2005)


    Dahlan juga bukanlah sosok yang otoriter, merasa benar sendiri, dan tidak suka mendengar pendapat orang lain. Kita belajar pada sosok beliau yang tidak arogan bahwa dirinya adalah yang paling benar. Dahlan merasa, semua pendapat yang dikatakan orang lain adalah hal yang juga harus ditampung dan didengar. Bukankah itu akhlak yang juga dicontohkan Rasulullah?
    “KH A. Dahlan mempunyai kemauan yang besar untuk mencari kebenaran. Dia heran mengapa pemimpin-pemimpin  itu hanya sampai pada taraf anggapan, mengambil keputusan sendiri, tidak mau mengadakan pertemuan dengan mereka, tidak mau bertukar pikiran. Maka dia mengajak mereka bermusyawarah membicarakan manakah sesungguhnya yang benar dan yang salah.”


    Perlu kita ketahui pula bahwa Dahlan bukanlah sosok teoritis belaka. Ia adalah seorang yang selalu merenungi apa yang telah diilmuinya untuk diamalkan. Man Of Action menjadi julukannya karena ia adalah pekerja lapangan, mengedepankan gerakan amaliah. Ilmu Qobla ‘amal menjadi sebuah pondasi melakukan meskipun hanya satu ayat.


     Pemikiran KH A. Dahlan menunjukan ketakutan pada kematian dan siksa neraka. Supaya selamat dari siksa neraka manusia harus berbuat suatu yang beramal yang baik, KH A. Dahlan nampak banyak mengerjakan perintah yang mempunyai akibat sosial seperti pengorbanan harta, pemeliharaan anak-anak yatim dan juga menampung orang-orang miskin. (Ashrofi, 2005)


    Bagi saya, mengapa pemikiran A. Dahlan tidak ada yang beliau tuliskan sendiri dalam karyanya, karena waktunya sibuk dengan gerakan amali. Ayat-ayat-Nya, Dahlan bumikan menjadi sebuah ilmu nyata yang dapat dirasakan dan dapat dilihat secara nyata. Dahlan takut, menjadi golongan yang hanya menjadi golongan teoritis bagi dirinya tanpa mengamalkan apa yang diyakini. Dimana kita bisa mengenali pemikiran beliau? Banyak buku yang menuliskan tentang beliau salah satunya Catatan KH Soejak, saksi hidup Dahlan yang juga murid beliau.


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

"Sungguh berat jadi kader Muhammadiyah.
Bila ragu dan bimbang, lebih baik pulang."

(Jendral Soedirman)
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.“
(QS. Ali-Imron : 104)


Follow us :

FACEBOOK TWITTER INSTAGRAM EMAIL SEKRETARIAT
PC IMM Djazman Al Kindi
Kota Yogyakarta
@ImmDjazmanYogya @immdjazki.jogja immdjazmanygy@gmail.com Gedung PDM Kota Yogyakarta
Jl. Sultan Agung No.14, Gunungketur, Pakualaman,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166